Rabu, 04 Oktober 2017

Nyaman

ada perasaan yang sulit untuk dideskripsikan ketika kau berbicara, ada kata yang tiba-tiba berhenti ketika mendengar kau bercerita tentang bagaimana hidupmu, kau membuatku kembali menemukan cahaya dari gelapnya malam, dari paraunya perasaan, dari redupnya harapan, terimakasih kamu.

tidak perlu dengan banyaknya kata, banyaknya kalimat, banyaknya pembuktian, banyaknya pertanyaan.  kau membuatku sadar ada beberapa hal yang tak harus untuk dijelaskan. dan senyaman itu ku letakkan padamu, terimakasih kamu.

kita tak harus bagaimana, tak harus jadi apa-apa, tak harus banyak bicara, tak harus banyak menuntut, tak harus menjanjikan apapun, dan tak harus banyak berharap, cukup diam dan tahu kita punya arah yang baik untuk hal- hal yang baik pula, terimakasih kamu.

tidak semua hal butuh jawaban, terkadang ada hal yang tak perlu untuk dijawab, dan tak perlu untuk dijadikan kalimat, sesederhana itu caramu membuatku nyaman.

hingga kini, semua masih terasa sama, saat kau mengajakku bercanda di sore itu. seolah aku bukan yang asing bagimu, seolah tak ada sekat diantara kita padahal nyatanya, aku tidak mengenalmu secara dalam, kita tak pernah sama-sama saling mengenalkan diri.

berjalan di persimpangan yang berbeda, jelas nyatanya.. wanita bukan prioritasmu, kau bilang. lalu aku mengerti aku sedang berhadapan dengan pria seperti apa, lantas tak menjadikanku bertanya "lalu mengapa saat ini kita hanya sejengkal jarak? untuk apa ada aku jika kau tak menjadikan wanita sebagai prioritasmu?" nyatanya sedewasa itu aku berhadapan denganmu. sedewasa itu aku tak bertanya dalam hati makna dari kedekatan yang tak disengaja ini.

lagi lagi, aku  mengagumi caramu berargumen, seolah segala hal mustahil kau jadikan bahan argumenmu yang bahkan orang awam sepertiku menganggap itu tak lazim, aku mengagumi caramu memandang sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, aku mengagumi prinsip hidupmu yang berbeda dari kebanyakan orang, pola fikirmu yang sederhana tapi tepat membuatku bersykur bertemu denganmu

senyaman itu saat aku berada tepat didekatmu, tak ada kata yang dapat kuucap selain syukur bahwa Tuhan mempertemukanku dengan orang yang memberi pengaruh positif dihidupku, Tuhan mempertemukan aku dengan orang baik yang mengajarkan hal baik dari hidupnya.

sekali lagi, kita tak perlu jadi apa-apa, tak perlu bagaimana. cukup seperti ini, dan senyaman ini.
terimakasih kamu.








Sabtu, 11 Juli 2015

I'll be your home.


Dear my future.

Aku tidak tahu kamu berada dimana sekarang, aku tidak tahu kamu sedang apa sekarang, aku tidak tahu bagaimana rupamu.
Aku tidak tahu apakah kita pernah kenal? Atau hanya sekedar menyapa saja?
Aku tidak tahu apakah kita pernah menjalin hubungan?
Atau hanya sekedar bertemu?
Sekarang kamu mungkin sedang asyiknya pada duniamu, sedang bangganya mengenalkan kekasihmu kepada khalayak ramai, sedang didampingi wanita yang bukan aku, jodohmu. Tidak masalah bagiku, asal kamu ingat jalan pulang, ya my future..
Mungkin juga kamu sedang ber-intropeksi diri, menjadi yang terbaik agar nantinya dipertemukan denganku disini, tidak ada yang tahu rencana Tuhan sayang.
Kamu jangan sampai terlarut dalam hari-harimu sampai kamu lupa ada aku yang harus kamu perjuangkan ya sayangku :)
Kamu jangan sampai mengorbankan hari-harimu untuk waktu yang tidak berguna, karena itu memperlambat pertemuan kita.
Kamu gapapa kok, jika banyak mendekati perempuan-perempuan diluar sana, tapi ingat, sebelum Tuhan mempertemukan kita ya :)


Dear lelaki yang akan berbicara dengan Ayahku nanti,

Dimanapun kamu berada, aku sedang menulis surat ini untukmu, sambil menerka-nerka bagaimana rupa wajahmu.
Dimanapun kamu berada, aku selalu ingin kamu cepat menemukanku yang tidak seberapa ini.
Dimanapun kamu berada, jaga selalu kesehatan jiwa dan ragamu ya sayang. Aku selalu berdoa agar kamu cepat dipertemukan denganku.
Aku tahu, saat ini kamu masih menjadi rahasia Tuhan, dan belum saatnya untuk dipertemukan denganku.
Aku tahu, saat ini kamu masih belajar untuk menjadi laki-laki baik yang nantinya akan bertanggung jawab untuk keluarga kecil kita.

Aku tidak akan menuntutmu terlalu banyak, kok. Aku hanya ingin kamu bertanggung jawab atas pilihanmu, yang artinya bertanggung jawab atas aku, keluarga kecil kita, dan pekerjaanmu.


Dear lelaki masa depan ku nanti,

Sebagai wanita aku tidak ingin menjadi munafik, yang akan mengatakan "rela hidup susah bersamamu"
Bukankah jika kamu mencintaiku, maka kamu tidak akan rela melihatku dan anak-anak kita kesusahan juga?
Bukankah jika kamu mencintaiku, maka kamu akan rela memberikan  yang terbaik yang kamu miliki untuk membahagiakanku dan anak-anak kita nanti?
Aku tidak menuntut mu menjadi orang kaya berlimpah harta yang nantinya akan menjadi manusia yang sombong, aku hanya menuntutmu bekerja lebih extra agar bisa menafkahi keluarga kecil kita.
Aku tidak akan mengomelimu jika hasil yang kamu bawa tidak sesuai harapanku kok sayang, aku akan terus mendukungmu dari belakang, mandoakanmu setiap saat, menjadi wanita penyemangat untukmu yang setiap pagi jika kamu bangun tidur, kamu tidak akan berfikir untuk memiliki wanita selain aku.


Dear calon suamiku yang ganteng,

Kamu harus tahu, aku banyak maunya.
Kamu harus tahu, aku wanita dan banyak keperluan yang tak terduga.
Maka dari itu, aku meminta izin padamu tolong jangan larang aku bekerja . Aku ingin menjadi ibu rumah tangga sekaligus wanita karir. Tenang saja sayang, aku tidak akan mengabaikan kewajibanku mengurusmu dan anak-anak kita kelak kok.
Bukannya aku tidak percaya kamu mampu memenuhi keinginanku. tapi sayang, cukuplah uangmu kita tabung untuk masa depan keluarga kecil kita, dan aku akan lebih merasa special jika pemberianmu untukku pada rangka hari jadi kita, as simple like that.
Kamu jangan khawatir posisi apa yang aku dapatkan jika bekerja nanti, tenang saja sayang, jabatanku tidak akan aku biarkan diatas kamu. aku akan memberi space untuk pekerjaanku. Karena aku tahu, aku masih memiliki suami, maka aku harus tetap berdiri dibelakangmu.
Pekerjaaanku tak akan mengganggu kewajibanku, Insya Allah.
Sebisa mungkin akan kuluangkan waktu berhargaku bersamamu disetiap sabtu malam, dan mengurusi anakku walaupun tak sesering ibu rumah tangga lainnya.
Sebisa mungkin aku akan pulang lebih awal untuk melayanimu jika kamu pulang dari kantormu.
aku akan memasak masakan kesukaanmu, membuat kue kering untuk cemilanmu menonton tv dan bercengkrama denganku jika kamu pulang cepat dari kantormu.

Aaahh..  aku semakin tidak sabar bertemu denganmu, melihat wajahmu, dan menjalani kehidupan bersamamu.


Dear Calon imamku,

Kamu bukan hanya harus bertanggung jawab untukku dan anak-anak kita, tapi kamu harus bertanggung jawab pada Tuhan kita. Kamu imam, berarti kamu harus mencontohkan kebaikan-kebaikan kepada keluarga kecilmu,
 indahnya nanti jika aku berdiri 1 syaf dibelakangmu, memandangimu dari jarak beberapa centimeter, mendengar lantunan ayat-ayat bacaan sholat yang kamu kumandangkan. Menjadi makmum, sungguh lebih indah dari kata indah sayang. Menunaikan kewajiban bersamamu, mengikuti langkahmu yang mengajakku ke syurga-Nya nantinya, Inshaa Allah. Indah bukan?

Aku tidak menuntutmu membaca Alqur'an dengan nada-nada yang indah, aku hanya ingin kamu membaca Alqur'an dengan tajwid yang bagus dan kita akan tadarusan bersama, tidak perlu setiap malam, luangkanlah waktu untuk kita berdua menikmati jalan menuju syurganya Allah.
sambil dengan sabar mengajari putra-putri kecil kita membaca alqur'an bersama.
aaaah indahnya sayang...


Dear jodohku kelak,

Aku akan berdiri 1 syaf dibelakangmu.
Lalu kita akan berdoa bersama, memanjatkan rasa syukur kepada Allah karena diberi kekuarga kecil yang indah.
Aku akan jadi tempatmu mengeluh, tempatmu mengadu sepahit apa hari-hari yang kamu hadapi diluar sana.
Aku akan jadi tempatmu untuk bersandar ketika kamu membutuhkannya.
Aku akan selalu mendoakan setiap kebaikan untukmu, mendokanmu diluar sana yang bekerja keras membanting tulang untuk menghidupi aku dan anak-anak kita nanti.
Aku tidak akan melewatkan sedetikpun  kebahagiaan tanpamu, karena kamu duniaku.
Kita akan melewati semuanya bersama, kita akan selalu bergandengan tangan bersama.
Berjanjilah untuk tidak akan pernah kasar padaku, walaupun aku sedang membuatmu kesal,
Berjanjilah untuk sabar menghadapiku yang kadang masih kekanak-kanakan.
Berjanjilah untuk memelukku, jika aku sedang dalam keadaan lemah.
Berjanjilah kamu akan setia mendengar segala keluh kesah yang aku alami karena kamu juga tempatku untuk bersandar.
Berjanjilah untuk selalu bersamaku walaupun aku tidak secantik pertama kali kita bertemu, tidak semenawan yang kamu inginkan. Sayang, sungguh kesetiaan itu mahal harganya.
Berjanjilah bersama tidak ada 1 hal pun yang kita tutup-tutupi, apapun itu terbukalah sayang. Karena kunci dari satu hubungan adalah kepercayaan dan komunikasi.

Sabarlah menghadapiku, jika aku sedang mengambek, bujuklah aku jika aku marah tanpa alasan, terkadang marah tanpa alasan adalah 1 cara untuk membuatmu lebih perhatian padaku.
Berilah aku sedikit gombalan lucu, jika kamu lihat wajahku sedang kelelahan dengan segudang aktifitas yang aku lewati.
Berilah aku hadiah-hadiah kecil, tidak perlu mahal. Cukup, buatan tanganmu saja sayang karena itu lebih berarti daripaada kamu beri tas mahal, dan emas berlimpah, (hmm tapi sayang, boleh deh kapan-kapan kalau rezekimu sedang bertambah ><)

Aku akan selalu menunggumu pulang dari kantormu, hingga tertidur.
Aku akan selalu menunggumu, dibelakang pintu rumah, siap sedia jika kamu mengetuk, membuatkan Teh hangat untukmu, membukakan dasi mu, lalu kamu kecup keningku dengan mesra. Aaah indahnyaa...
Aku tidak akan memaksamu untuk bercerita bagaimana harimu dikantor, bagaimana kerjaan-kerjaanmu yang menumpuk, dan apakah ada wanita cantik yang genit padamu. Hahaha.
Walaupun aku sangat ingin mendengar ceritamu satu hari ini, tapi aku lebih ingin melihat suamiku yang kelelahan bisa istirahat tanpa gangguan.

Aku akan selalu berusaha menjadi istri yang baik untukmu, aku akan selalu menunaikan kewajibanku yang wajib maupun sunnah, untukmu.
Karena aku milikmu suamiku..

Berjanjilah untuk selalu jatuh cinta setiap hari padaku, ingatlah jika kamu merasa bosan, bagaimana perjuangan kita membina mahligai rumah tangga dari awal.
Ingatlah, jika perjuanganmu dan perjuanganku sudah dicatat oleh malaikat dan akan dipertanggungjawabkan kelak.


Dear calon Ayah dari anak-anakku kelak,

Berjanjilah untuk menjadi ayah yang baik untuk anak-anak kita nanti.
Berjanjilah kamu akan rela mengorbankan sedikit waktumu yang super sibuk, untuk meladeni rengekan si kecil.
Oh sayang, dia hanya ingin sedikit perhatianmu saja.
Kita akan sama sama merawat buah hati yang kita nanti-nantikan kelak, kita akan menjadi ayah dan ibu yang patut di contoh mereka.
Kita akan selalu bergandengan tangan mengurusnya dari kecil hingga kelak ia dewasa.
kita akan menjadi tempatnya mengadu ketika banyak diluar sana yang ingin mengganggunya.
Tidak perduli, seberapa banyak Tuhan mengamanahi buah hati untuk kita, karena Anak adalah rezeki paling indah yang Tuhan beri pada kita.

Nanti, kamu akan mengantarnya sekolah, dan aku akan menjemputnya sekolah lalu bermain dirumah bersamanya, menunggumu pulang dari kantor.

Aku tidak ingin anak kita menjadi anak yang glamour, atau high class. Aku ingin anak kita menjadi anak yang rendah hati, dan selalu bersyukur atas apa yang ia miliki, dan yang kita berikan.
Aku akan selalu memperhatikan kondisi perkembangannya setiap hari, menjadi ibu tempatnya menumpahkan segala keluh kesahnya, menjadi teman yang ia segani, bukan ibu yang nantinya akan ia takuti.


Dear my future husband,

Aku akan Jadi orang yg ada di belakang kamu setiap kamu shalat. Jadi orang yg ada di sebelah kamu setiap kamu bangun tidur.
jadi orang yang memanggil kamu sebutan 'papa' 'ayah' atau 'abi' saat aku mengandung.
jadi partner kamu ngomongin politik dan hukum, karena itu passion aku. tapi bukan hanya itu, partner kamu disemua bidang.
aku akan jadi duniamu, aku akan pastikan aku menjadi istri dan ibu yang cerdas untuk keluarga kita.
karena ibu yang cerdas, menghasilkan putra putri yang cerdas pula.


Suatu hari nanti, kita akan bertemu diwaktu yang tepat, disaat raga kita mulai menyatu.
suatu hari nanti, kita akan bertemu dan memperjuangkan mimpi berdua, indah bukan?

Jadi sekarang waktunya adalah intropeksi diri, apa yang sudah kita masing-masing lewati, memantaskan diri agar kelak dipertemukan dengan cara yang sudah di atur Tuhan.
Jangan terlarut dalam masa muda karena banyak hal yang harus kita lewati berdua nantinya masa depanku..
Aku tidak tahu berapa lama lagi kita akan bertemu, mungkin besok, lusa, 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun lagi entahlah. Tuhan sudah mengatur bagaimana pertemuan kita sayang,

Berusahalah menjadi yang terbaik sebisa yang kamu usahakan.
jagalah kesehatanmu selalu, agar kelak bisa menjagaku setiap waktu.
percayalah kita akan bertemu, suatu hari nanti sayang.
Karena nantinya kita akan dipertemukan, karena satu alasan yaitu : melengkapi semua kekurangan tanpa menuntut menjadi berlebihan.

Tulisan ini, untuk kamu yang entah dimana sekarang, yang entah siapa disana, yang entah bagaimana rupanya.
kelak kamu akan membaca ini, sambil memelekku dan berkata "I get the find you'

Someday, i'll be your home, tempatmu selalu pulang selelah apapun harimu❤



Cheers,


Your Pretty Future Wife ❤❤



Sabtu, 11 juli 2015
22:30 WIB


Selasa, 30 Juni 2015

Ini hanya masalah waktu

Kamu mungkin tidak tahu, seberapa dalam perasaan yang ku simpan,
Kamu mungkin  tidak mengerti, sampai kamu tega mengakhiri.

Aku tidak pernah menyesal mengenal kamu, walaupun singkat, semuanya terasa manis.
Aku tidak pernah menyesal menitip hati padamu, walau aku tahu kita akan pisah juga.
Aku hanya menyesal mengapa aku tidak bisa jadi yang kamu mau.

Ketika kamu pergi, aku sudah kehabisan kata untuk mencegah, kehabisan cara untuk menahanmu tetap bersamaku.
Keadaan sudah tak lagi sama, ada hati yang sudah pergi jauh jauh hari.

Kamu mungkin tidak tahu, seberapa keras usahaku untuk menahanmu tetap disini, bersamaku. Tapi jika kamu memang mau pergi, maka pergilah aku sudah menyerah dan berhenti berjuang.

Kamu mungkin tidak tahu, seberapa dalam nya perasaanku saat kamu memutuskan pergi, saat kamu memutuskan untuk mengakhiri semuanya, kamu tahu? Ditinggal saat sedang sayang-sayangnya adalah patah hati yang lebih dari patah hati,
Ditinggal saat sedang membutuhkan, adalah patah hati yang lebih dari patah hati.

Semudah itu semuanya, hanya karena kesalahanku sedikit yang tak bisa kamu maafkan. Salahku  menjadi alasan berakhirnya hubungan kita, yang kamu rasa cukup untuk diakhiri.

Alasan yang tidak pernah bisa ku terima hingga sekarang.
Harusnya kita mencoba untuk sama sama bertahan, sama sama memulai dari awal.

Aku tidak pernah menyesal mengenal kamu yang secara kebetulan dan tidak di sangka sangka. Aku tidak pernah menyesal melewati bulan bulan singkat hubungan kita, tapi 5 bulan apakah waktu yang singkat? Mungkin bagimu, tidak bagiku.
Bulan bulan dimana semua asa menjadi rasa yang begitu dalam.

Aku sudah habis kata atas semua sikapmu, kamu hanya memandang kesalahanku sebagai tolak ukur hubungan kita, tanpa kamu tahu aku selalu terima semua 'tidak enak' yang kamu berikan, tapi aku selalu menutupinya dengan kesempurnaan.
Karena apa? Aku masih ingin bersamamu. Entah untuk beberapa waktu lagi.

Tapi aku sadar, ada banyak hal yang tidak bisa dipaksakan, sekuat apapun diperjuangkan, jika memang jalannya harus berakhir maka sudahilah semua.
Mempertahankan, kamu dalam genggaman lebih menyakitkan daripada membiarkan kamu melangkah tanpa aku ikuti dibelakangnya.

Sekarang tak ada lagi 'kita' sekarang tak ada lagi panggilan panggilan lucu dan panggilan sayang antara kita, kamu pada duniamu, dan aku pada duniaku.
Aku harus menerima semuanya, walaupun sakitnya masih terasa.
Tapi, aku percaya ini tidak akan menjadi begitu lama jika aku berhenti mengharapkan apapun darimu.

Aku rindu, jelas.. sebelum keputusanmu kamu sudah jelas menjauhiku, kamu sudah jelas tidak menganggap aku ada lagi, aku jelas rindu, rindu suara mu rindu kekonyolan mu, rindu cerita2 kita setiap malam hingga larut, dan tertidur.

Tapi aku sadar, sekeras apapun hubungan ini dilanjutkan, kamu tetap akan seperti itu, tidak lagi mempercayaiku tidak lagi menyayangiku.

Jadi buat apa diteruskan, jika padaku kamu tidak percaya apapun lagi.
Sekuat apapun aku menahan mu untuk pergi, jika niat dari hatimu pergi, maka pergilah.

Aku tidak akan lagi memaksamu untuk tidak meninggalkan ku, aku tidak akan mengemis lagi, karena aku tahu semua akan menjadi sia-sia.

Aku akan melanjutkan hidupku sendiri, pastinya tanpa kamu lagi, sebelum ada kamu aku juga bahagia, lalu setelah kamu pergi, aku harus lebih bahagia.

Mungkin ini keadaan paling baik untuk kita, untukmu dan untukku.
Beberapa hari ini aku telah belajar semuanya, belajar untuk ikhlas dan rela jika sesuatu yang pahit terjadi padaku.

Kamu tidak perlu khawatir bagaimana aku bisa mampu berdiri lagi saat kamu yang melangkah pergi.
Jangan hiraukan aku, karena aku bisa menghadapinya sendiri.

Aku hanya butuh waktu untuk membiasakan diri, jelas terbiasa adalah obat dari segala obat, terbiasa tidak lagi mendengar suara suaramu sepanjang malam, gelak tawamu, obrolan panjang kita, chat chat kita, dan terbiasa dengan waktu yang tidak akan pernah bisa kembali.

Keputusan paling baik yang kita jalani, ini mungkin akan menjadi pembelajaran terbesar untukku bagaimana seharusnya aku menaruh dan menitip hati kepada seseorang.

Aku hanya perlu mengerti satu hal, bahwa tidak ada yang sia sia di dunia ini, bertemu denganmu dan menjalani bulan bulan denganmu bukan suatu kebetulan, dan tidak ada yang sia sia, bukan kah Tuhan mempertemukan kita untuk saling belajar, saling memahami, dan saling mengasihi, tapi jika harus pisah maka semua adalah kehendak Tuhan YME

Aku tidak akan menyalahkanmu atas apa yang aku alami, atas apa yang aku rasakan,
Aku tidak akan menyalahkanmu,atas sifat buruk yang pernah kau tunjukkan padaku.

Aku bahagia pernah dipertemukan Tuhan dengan lelaki yang beda sepertimu, walau hanya sementara.
walau hanya di waktu yang singkat. Walau dengan kesempatan yang tidak disangka sangka.

Aku mensyukuri apapun hari ini, yang telah terjadi padaku, berlarut dalam kesedihan tidak akan mengubah apapun juga.

Jadi aku harus bangkit lagi, memulai semuanya sendiri tanpamu, bukankah sebelum ada kamu aku juga sendiri?
Dan jelas tanpamu pun aku pasti bisa berdiri sendiri.

Aku tidak akan menutup hati pada siapapun, aku tidak akan membiarkan diriku menjadi wanita yang mengenaskan karena berkali kali gagal membina satu hubungan. Aku tidak akan melakukan itu.

Ini hanya masalah waktu,
Sakiynya dan kecewanya hanya sementara setelah itu semua akan baik baik saja.
setelah itu aku akan mulai melanjuti semuanya sendiri, atau dengan orang lain yang menggantikan posisimu di hatiku.


Terimakasi pernah ada, dan menemaniku.
terimakasih untuk waktu waktu berharga yang kita lewati,
terimakasih untuk kesempatan menjadi bagian terpenting diharimu.
terimakasih untuk rasa sayang yang masih sangat melekat di hatiku.
Terimakasih karena kamu sudah hadir dan kemudian memutuskan untuk pergi.

Aku hanya harus belajar tersenyum dari awal lagi, dari awal. Aku hanya harus bisa merelakan semuanya dan hidup tidak dalam bayang-bayangmu lagi.


Semoga nantinya, kamu dipertemukan dengan seseorang yang membuat kamu jauh lebih baik dibanding saat bersamaku.
semoga nantinya,  aku dipertemukan dengan seseorang yang membuatku jauh lebih baik dibanding saat brsamamu.


Selamat tinggal,


Your ex-jelek :')

Sabtu, 30 Mei 2015

YOU


I no longer believed in the idea of soul mates, or love at first sight. But I was beginning to believe that a very few times in your life, if you were lucky, you might meet someone who was exactly right for you. Not because he was perfect, or because you were, but because your combined flaws were arranged in a way that allowed two separate beings to hinge together.

Dear seseorang yang memberi aku kesempatan untuk mengenalmu lebih jauh..

Awalnya aku tidak mengenal siapa kamu, kenapa kamu bisa hadir di hidupku, apa yang membuatmu ingin mengenalku lebih jauh hingga sekarang.
Awalnya semua biasa saja, kita sama-sama tidak punya kepastian, kamu dengan duniamu, dan aku dengan imajinasiku.
Aku masi tidak mengerti mengapa semua sampai sejauh ini, mengenal kamu lebih indah dari yang aku bayangkan.

Aku tidak tahu, apa tujuanmu dari awal, hanya sekedar mengenalku, atau ingin menjalin hubungan denganku.
Kita menjalaninya seperti biasa, tanpa tahu hari esok kita akan bersama.

Cukup dengan dering suara yang terdengar di ujung telepon setiap malamnya, cukup dengan pesan-pesan singkat dengan berbagai stiker lucu dan romantis didalamnya.
Hanya itu yang kita lakukan.
I don't mind when our conversation get a little boring, when we're texting and we run out of things to say. Because just having you
is enough to make me happy.

Aku menyadari semakin lama, perasaan ini semakin dalam terasa, tidak dapat kabar darimu selama 1 hari saja, rasanya sulit untuk melanjutkan hidup 😂

Sampai pada akhirnya, kita sepakat untuk mengikat hubungan yang lebih dari sekedar Pendekatan.

Aku rasa tidak ada salahnya aku mencoba menjalin hubungan denganmu, yang aku kira semua akan indah jika di jalani.


Tidak ada yang tahu kedepannya seperti apa, kamu punya masa lalu yang aku rasa cukup dalam untuk di jadikan kisah hidup. Aku sadar, aku wanita yang baru mengenalmu bisa apa dengan wanita masa lalumu yang sudah 5 tahun menjalin hubungan denganmu..?

Tapi aku sadar, aku bukan dia. Aku bukan wanita itu, tidak semua hal harus aku apalagi kamu bandingkan dengannya.
Karena aku punya cara tersendiri membuatmu bertahan bersamaku.

Kamu jauh, kamu terlalu jauh sayang, aku hampir menyerah dengan rasa rindu yang memuncak, kamu terlalu absurd untuk ku tebak. Terkadang lucu, untuk di bayangkan.
Long distance itu susah untuk yang menjalani dengan 1/2 hati, dan maaf kadang aku mengucap kata menyerah dengan hubungan kita. Bukan karena aku tak sayang, tapi aku takut semua tidak akan berujung dan sakit pada ujungnya.


Kamu aneh, aku belum pernah bertemu seorang lelaki yang sepertimu. Sangking anehnya, Kamu sering lupa untuk mengabariku setiap waktu.

Pernah jadi masalah dalam hubungan kita, karena sifatmu yang seperti ini, Tapi aku sadar, sekalipun aku memintanu untuk berubah, jika dalam dirimu masih seperti itu ya sampai kapanpun juga akan seperti itu.

Maaf untuk sikapku yang menjengkelkanmu, untuk semua ngambek-ngambek yang aku tuang padamu,
Maaf berkali-kali membuatmu pusing menghadapi wanita sepertiku.

Aku hanya ingin sedikit perhatianmu, aku hanya ingin kamu di awal kita dekat.
Kamu sadar, kita jauh? Kamu ingin kita lebih jauh lagi?

Maaf untuk semua pengakuanku yang membuat kamu teriris mendengarnya.

Aku hanya ingin semua utuh, aku tidak tahu jalan hubungan ini seperti apa, aku tidak tahu apakah akan ada ujungnya semua yang kita lewati?
Atau hanya terus terusan seperti ini?

Aku terlalu lelah patah hati sayang, hingga semua ketakutanku ku tuangkan padamu.
Aku terlalu takut kau pergi disaat aku sedang love you the moon, sayangku.

Aku bukan perempuan sebaik yang kamu kira, masih banyak sekali kekurangan yang aku miliki, masih banyak sekali yang tidak kamu tahu tentang aku.
Tapi yang jelas, Aku perempuan yang sadar berprilaku seperti apa, yang menghargai seseorang seperti apa, yang menunaikan kewajiban sebagai perempuan sesungguhnya,
Aku bukan perempuan romantis, aku juga tidak menuntut mu menjadi lelaki yang romantis, aku mungkin tidak cantik dan sesempurna mantan-mantanmu, aku hanyalah perempuan yang mungkin pelukannya bisa menghangatkanmu :)



I heard what you said. I’m not the silly romantic you think. I don’t want the heavens or the shooting stars. I don’t want gemstones or gold. I have those things already. I want…a steady hand. A kind soul. I want to fall asleep, and wake, knowing my heart is safe. I want to love, and be loved.



Aku mungkin bukan yang terbaik untukmu, tapi aku yang berusaha menjadi lebih baik agar seseorang yang disampingku tidak menyesal menitip hati padaku.

Kamu mengajariku banyak hal, kamu selalu menginginkan aku lebih baik kedepannya, kamu selalu membuat aku berfikir 'apa aku sanggup kehilanganmu?' Saat aku mulai menyerah dengan kata bertahan.

Maaf untuk kekanak kanakan yang masih melekat di nadiku, untuk kata pisah yang sudah 2x ku sebut.

Jujur, aku mengucap kata itu tapi tidak dengan hatiku.. setiap aku ingin menyerah padamu, hati ini sakit. Hati ini sulit untuk bilang iya. Karena aku rasa masih banyak perjalanan yang harus kita lalui bersama.


Sayangku, kapanpun kamu sudah menyerah atas semua sikapku dan sifatku, aku rela kok, jika kamu ingin melangkah pergi, aku rela jika kamu temukan perempua  yang mungkin sesuai dengan keinginamu, yang tidak pernah mengecewakanmu.
Aku sudah cukup sadar diri, aku perempuan yang tidak ada apa-apanya.

I'm selfish, impatient and a little insecure. I make mistakes, I am out of control and at times hard to handle. But if you can't handle me at my worst, then you sure as hell don't deserve me at my best.

Aku tahu kamu laki-laki yang baik, walaupun kamu selalu bilang kamu bukan orang baik.
Aku selalu yakin dan percaya dengan hati yang kamu punya, bukan dengan kata kata yang kamu keluarkan.

Walaupun kamu jauh, aku selalu merasa dekat denganmu, aku selalu merasa jatuh hati setiap waktu dengamu.

Thankyou for loving me..
Aku tidak tahu kita akan selalu bersama atau tidak, tapi yang jelas kita harus sama sama belajar untuk menjalin hubungan dengan cara yang baik.
Aku selalu yakin, kamu lebih dewasa dariku untuk menyikapi semua keadaan yang tengah kita alami.
Aku selalu percaya, jika memang kamu nanti jodohku, Tuhan akan mendekatkan hati kita sedekat nadi.
Tapi jika kamu bukan jodohku, kamu sendiri tahu apa jawabannya kan?:)




I'm still waiting for you.. menunggu kamu pulang❤




Distance is not for the fearful, it is for the bold. It's for those who are willing to spend a lot of time alone in exchange for a little time with the one they love. It's for those knowing a good thing when they see it, even if they don't see it nearly enough..."




Your love,











Jumat, 20 Maret 2015

De-si-ta always be De-si-ta

Tidak pernah terbayangkan jika saya melihat bunda saya terbaring lemah ditempat tidurnya, menatap nanar cahaya dari surga dan pergi selama-lamanya.
saya masih tidak sanggup untuk kehilangan wanita paling berharga dalam hidup saya, bahkan saya rela menukar nyawa untuknya.

Dari kecil, sayalah yang paling dekat dengan bunda saya. saya tidak pernah jauh darinya. Saya selalu disamping dia, selalu dimanjanya sampai saya sudah sebesar ini.
bunda saya terlalu berharga. Dia bukan wanita sembarangan. Dia wanita paling tegar yang pernah saya temui.
dari kecil saya tidak pernah tidak menyusahkannya. Saya selalu bertingkah tidak masuk akal agar hanya mendapat perhatian dari orang-orang dan bunda saya selalu sabar menghadapi tingkah saya yang sangat diluar batas. 
saya sangat manja. Sampai sekarang pun saya masih manja, dari dulu bunda saya selalu memanjakan saya.. memberi apapun yang saya minta walau dengan keadaan saya sedang mengamuk. bunda selalu sabar menghadapi sikap keanak-anakan saya.

Saya anak yang menyusahkan orangtua, haha.. saya banyak menuntut dan saya selalu ngambek jika yang saya inginkan tidak dituruti.
tapi bunda selalu berusaha memberi dan berat untuk mengatakan tidak.

Saya ingat dulu waktu kecil, kakak saya terkena penyakit ginjal, dan semua perhatian fokus kepadanya. dulu saya tidak mengerti apa itu penyakitnya. Yang saya tahu semua keluarga tertuju pada kakak saya yang sedang sakit keras. 
Saat itu saya tidak pernah mau mengerti apa yang terjadi sesungguhnya. Saya selalu heran kenapa setiap tengah malam bunda terbangun dan menangis jika melihat kondisi kakak saya, saya hanya berfikir bahwa bunda kelelahan. Tapi baru saya sadar bunda bukan hanya kelelahan fisik, tapi batinnya sudah terlalu lelah, hatinya sudah terlalu teriris, orang tua mana yang tidak teriris melihat anaknya sedang sakit dan terbaring lemah dengan muntah darah dimana mana? 
saya selalu melihat mata bunda yang sudah sangat cekung karena kelelahan. 
Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya hanya melihat apa yang terjadi saat itu.
dulu saya anak yang nakal, rewel, dan banyak maunya. Semakin saya melihat kakak saya diperhatikan oleh seluruh keluarga, dan ayah bunda saya selalu fokus padanya, saya semakin mencari perhatian dengan melakukan hal-hal yang diluar batas yang membuat orangtua saya terkadang menahan tangis jika menghadapi saya.
fokus mereka terbagi 2, menghadapi kenakalan saya dan menghadapi penyakit kakak saya.
Anak kecil seperti saya tahu apa soal penyakit? Yang saya tahu semua orang sudah tidak lagi peduli terhadap saya.

Saya selalu menjadi orang yang asing dirimah, yang dulunya bunda selalu memanjakan saya, tapi nyatanya kakak sayalah yang lebih butuh dimanjakan.

Saya pernah melihat ayah dan bunda masuk kekamar kami, lalu mereka berdua solat dikamar kami dan selesai solat mereka berdoa sepanjang malam dan baca alquran, untuk kesembuhan kakak saya. Saya hanya melihat dibalik selimut betapa orangtua saya tidak mau melihat anaknya menderita.
lalu selesai sholat, bunda dan ayah saya menghampiri kakak saya yang sedang tertidur disamping saya dan mencium keningnya sambil berdoa. 
lalu mereka keluar. Tanpa mencium kening saya. Saya selalu ingat peristiwa itu dan kalau saya ingat hati saya selalu teriris. Dan membuat saya melakukan hal-hal diluar batas.
apa salahnya mereka mencium kening saya juga? :')

Dulu saya tidak pernah mau tahu apa-apa tentang semua yang terjadi dalam kehidupan kami. Saya hanya banyak menuntut, rewel, dan mengamuk dimanapun saya berada. Itulah yang bisa saya lakukan ketika saya kurang perhatian dari mereka.

pernah dulu saya berfikir kenapa tidak saya saja yang ada di posisi kakak saya saat itu? Kenapaa bukan saya yang sakit? Agar semua orang memberi perhatiannya kepada saya. Agar saya tidak merasa sendirian terus menerus.
Tapi itu hanyalah pemikiran anak umur 6tahun yang tidak tahu apa-apa tentang kehidupan.

Berulang kali bunda selalu memberi pengertian kepada saya bahwaa bunda sedang fokus pada kesembuhan kakak saya. Tapi saya tidak pernah mau peduli. Saya selalu bertingkah seolah-olah anak yang paling nakal. Dan bunda selalu menangis jika melihat saya yang nakal.
saya amat tahu bagaimana kesusahan kedua orangtua saya dulu, tapi saya tidak pernah mau sadar dan mengerti.
anak kecil umur 6tahun tahu apa soal mengerti keadaan orangtua?
Yang saya tahu hanyalah bagaimana caranya agar saya diperhatikan dan dipenuhi semua yang saya inginkan.

Entah apa yang ada di otak sayaa saat itu. Tidak terbersit untuk kasihan melihat bunda dan ayah yang sudah kehabisan air mata menghadapi kakak saya yang sedang di ujung nyawanya.

Bunda dan ayah selalu berjuang, pantang menyerah. semua mereka lakukan untuk kesembuhan kakak saya, sampai pada akhirnya bunda melarikan kakak saya ke penang untuk penyembuhan total.
lagi-lagi saya menjadi penghambat keberangkatan karena saya tidak di ajak.
saya tinggal bersama oma dirumah.
dan sepanjang hari saya membuat oma pusing dan membuat oma menangis karena kenakalan saya yang sangat luar biasa.

baru kali itu saya ditinggal oleh bunda saya, karena saya tidak pernah ditinggal oleh bunda sampai sebulan lamanya. Saya tidak bisa jauh dari bunda, jika jauh sebentar saja saya jatuh sakit. sampai sekarang.

saya pernah berfikir bahwa kenapa saya dilahirkan jika saya tidak diperdulikan? Buat apa bunda dan ayah memiliki 2 anak tapi yang 1 nya tidak dianggap?
Saya bertanya pada oma waktu itu
"Oma, uti sakit apasih? Kenapa ga eci aja yang sakit sih oma biar di ajak jalan-jalan ke malyasia"
"mau berapa liter air mata bunda lagi yang keluar kalau eci yang sakit? Ecikan anak kesayangan bunda"
"Bunda sama ayah sayangnya sama uti. eci nakal oma, ayah aja sering marah-marah.
"Ayah dan bunda udah terlalu capek, bukan cuma cape pikiran, tapi capek hati. jadi eci ga boleh nakal ya, biar ayah sama bunda ga marahian eci terus"

Saya selalu mendengar apa yang oma bilang, dan saya mulai mengerti bahwa bunda dan ayah sudah terlalu lelah menghadapi kenyataan ini.

Tapi hanya 1 hari saya sadar, keesokan harinya saya bertingkah seolah seperti anak jahanam. Sangat amat memuakkan. Mengamuk ditempat umum sampai oma dan tante saya kewalahan mengurus saya.
Lalu saya tertidur dilantai mall karena sudah lelah ngamuk seharian. dan mereka yang menjaga saya pun bahagia.

kalau saya ingat dulu bagaimana kenakalan saya, saya selalu muak pada diri sendiri.
kenapa saya senakal itu? Menyusahkan banyak orang ketika memang sedang dalam keaadaan susah.

sekarang Alhamdulillah kakak saya sehat walafiat, penyakitnya sudah hilang dengan beberapa kali  treatment dan kemo.selama beberapa tahun melakukan penyembuhan rutin. Dan sekarang dia menjadi seorang calon dokter.
betapa tidak bunda dan ayah selalu bangga padanya.
anak yang dulu sakit-sakitan dan diambang batas nyawanya kini tumbuh menjadi perempuan cantik dengan predikat dokter muda. Sungguh, saya pun saat ini merasa bangga. Tidak terbersit untuk mengamuk lagi. Hahaha..
setelah kesembuhan kakak saya, perhatian 
Yang 2 tahun sempat hilang kembali lagi saya kembali dimanja oleh bunda dan bunda kembali pada rutinutasnya mengurus saya. Betapa saya sangat bahagia saat itu.
tidak berselang beberapa lama saya diperhatikan kembali oleh bunda, ternyata bunda hamil lagi, anaknya laki-laki. Dan Saya diabaikan kembali.

Lucunya saat itu, saya sudah terlalu lelah mengamuk dan menjadi anak yang nakal. Saya biarkan saja bunda mengurus anak barunya. Tetapi ternyata saya tidak kehilangan sedikitpun kasih sayang dari bunda. Bunda selalu menganggap saya anak kecil yang manja. saya selalu merasa saya masih menjadi puteri kecilnya walaupun saya sudah memiliki adik.

Sampai sekarang terkadang saya masih merasa asing, hingga beranjak semakin dewasa saya masih sering merasa dibanding-bandingkan dengan kakak saya. Saya masih merasa kalau saya tidak ada apa-apanya dengan dia.
dari dulu saya merasa asing pada diri sendiri. Saya kurang percaya diri atas kemampuan yang saya miliki, bahkan saya sendiri membandingkan hidup saya dengan hidup orang lain. Saya tahu itu salah.
bunda dan ayah selalu membanggakan kakak saya yang calon dokter. Dulu, sebelum saya tamat SMA ayah selalu bilang saya harus seperti kakak saya. Harus hebat seperti dia. Harus menjadi panutan seperti dia. Saya selalu menganggap ayah bilang seperti itu untuk membandingkan saya dengan kakak saya. karena ayah lebih menyayangi kakak saya ketimbang menyayangi saya.
Kakak saya mempunyai hidup yang 'nyaris' sempurna, 2x diselamatkan oleh badai kematian, dikelilingi oleh orang-orang yang sayang padanya, teman-teman yang peduli padanya, pacar yang setia selalu disampingnya.
jujur saya iri, apa yang bisa saya lakukan untuk membuktikan saya juga bisa seperti dia? Semua yang saya lakukan salah dimata semua orang. Apapun yang saya jalani tidak pernah berjalan dengan sempurna. kadang saya merasa semuanya tidak adil.
ketika saya harus mati-matian berjuang sendiri, dan kakak saya berjuang di dukung oleh orang-orang yang sayang padanya.
saya selalu merasa asing.
saya tahu tidak ada orangtua yang tidak sayang kepada anaknya, begitupun orang tua saya. Mereka terlalu menyayangi anak-anaknya. Tapi saya tahu, saya tidak pernah bisa menjadi apa yang mereka mau.
saya selalu membuat bunda menangis karena jujur sampai sekarang saya masih menjadi anak yang pembangkang. Saya tahu itu salah. Tak jarang bunda menangis karena tingkah saya.
saya sangat berdosa ketika air mata bunda tumpah akibat prilaku saya. Saya selalu menyesal ketika habis adu pendapat dengan bunda, ketika saya membanting pintu kamar karena apa yang saya inginkan jarang di penuhi.

Saya bukan tidak sayang kepada bunda atau ayah. Saya hanya ingin mereka mengerti bahwa kemampuan anak tidak bisa diukur sedemikian rupa. Saya punya kelebihan di bidang saya. Dan kakak sayapun begitu.
tidak ada yang sama dari kami. Saya ya akan selalu menjadi saya bagaimanapun rupanya. dan dia akan selalu menjadi dia bagaimanapun rupanya.

saya tidak pernah mau punya hidup yang menyusahkan orang lain, dari dulu saya cukup menyusahkan. Saya ingin siapapun yang berada disamping saya tidak merasakan pedihnya menjadi seorang 'eci'
saya memang kurang bersyukur, saya tidak pernah puas dengan apa yang saya miliki.

Saya hanya butuh orang-orang yang mau melengkapi segala kekurangan saya tanpa harus menuntut kelebihan.
saya hanya butuh orang-orang yang setia di samping saya, yang tidak terus menyakiti saya.
saya hanya butuh orang-orang yang baik bukan karena memanfaatkan kekurangan yang saya miliki.
saya hanya butuh orang orang yang selalu memberi perhatiannya kepada saya tanpa saya harus mengemis perhatian.

Saya sayang bunda saya. Saya tidak ingin lagi membuatnya menangis akibat tingkah laku saya. Maka dari itu apapun yang saya lakukan di hari ini semata-mata untuk orang tua saya.
Bunda selalu menjadi separuh dari nafas saya, bunda selalu menjadi separuh dari semangat saya setiap hari.
bunda selalu menjadi alasan saya kuat berdiri diatas bumi ini.
ayah selalu menjadi inspirasi bagaimana saya harus kuat menjalani kehidupan, bagaimana saya harus lebih keras memahami kehidupan. Bagaimana waktu selalu berharga dimatanya, bagaimana kerja keras selalu membuahkan hasil maksimal.

sekarang 1 tahap sudah tercapai, bunda dan ayah sudah mengantarkan saya ke gerbang masa depan dikampus ini.
ayah yang berjuang mati-matian agar keinginan saya terwujud. Saya belajar mati-matian agar saya bisa kuliah di PTN dan jurusan yang saya inginkan. Semua sudah saya dapatkan.
walau awalnya saya berat kuliah disini karena mata kuliahnya terlalu absurd dan berat. Tapi saya menjalaninya dengan enjoy. ini sudah menjadi pilihan saya, bagaimanapun juga saya harus menjalaninya Dengan segenap hati saya.
dan saya akan membuat bangga ayah dan bunda.

Semoga Tuhan senantiasa menjaga saya, menjaga orang-orang yang saya sayangi, menjaga hati saya, menjaga hati seseorang yang senantiasa menyayangi saya nantinya.
semoga Tuhan selalu melindungi langkah kaki saya, menguatkan hati saya, mengatur langkah yang akan saya pilih untuk hidup saya.
semoga Tuhan menjaga Bunda serta Ayah saya sampai akhir hayatnya.
semoga Tuhan mengizinkan saya membalas semua kasih sayang dan pengorbanan yang Bunda dan Ayah beri untuk saya.
Semoga Tuhan mengizinkan saya merawat bunda dan ayah jika sudah tua nanti.

dan pada akhirnya, saya hanya harus mengerti satu hal, Tuhan tidak pernah jatuhkan seseorang ke kehidupan yang paling rendah sekalipun. dan saya harus lebih banyak belajar sabar dan merendahkan  emosional yang saya miliki.
Karena Tuhan telah menempatkan seseorang kepada porsinya masing-masing.
dan tergantung orang tersebut memanfaatkan apa yang telah Tuhan beri.

Semoga saya tidak lagi membuat orang tua saya menangis, membandingkan diri saya dengan orang lain.
semoga nantinya saya akan menjadi orang yang berguna bagi orang lain.








Regret,
Desita.








and now, i know.

Saya tidak pernah bisa menerka seseorang, sulit juga untuk saya menilai seseorang itu sendiri. Yang saya tahu, jika dia baik terhadap saya dan masalah pun selesai. Tidak ada lagi yang harus di pikirkan.

mereka yang mengaku baik tidaklah baik seutuhnya. Kadang didunia ini saya banyak bertemu dengan orang-orang yang palsu. Tapi saya tidak pernah sadar dengan itu.
saya hanya berfikir jika mereka baik kepada saya, lantas saya harus 1000x lebih baik kepada orang tersebut. Karena saya tidak ingin membuang orang baik dihidup saya.

Tapi semua tidak seperti yang saya fikirkan, tidak ada orang yang benar-benar baik seutuhnya, banyak sekali orang palsu di sekeliling saya, tidak menjadi dirinya sendiri, bertingkah tidak pada kapasitasnya, dan menjalin hubungan dengan label 'palsu'

Selama saya hidup saya tidak pernah bisa menerka seseorang dan menilai seseorang. Selama saya tahu, mereka baik maka saya akan berikan yang terbaik yang saya miliki walau harus mengorbankan separuh dari diri saya untuk menjadi palsu karenanya.
berulang kali ini terjadi, tapi saya selalu menjadi wanita yang tolol seakan semua kenyataan menutup mata dan hati saya.

Saya tidak pernah bisa tegas terhadap apa yang saya rasakan, dan apa yang saya lakukan. orang orang seenaknya datang ke kehidupan saya,  yang mengaku berlabel 'baik' lalu lama kelamaan mengacak-ngacak hidup saya dan pergi begitu saja.
akibat apa? Akibat saya selalu memandang seseorang baik. Tidak peduli latar belakangnya. Dan itu kesalahan terbesar yang saya alami.

Saya tidak pernah menuntut seseorang bersikap seperti yang saya lakukan. Berkorban seperti yang saya lakukan.
walau saya ingin tanpa saya menuntutpun orang itu akan sadar dengan apa yang saya inginkan.

Tapi apalah daya seorang wanita tolol seperti saya? Hidup dibalik bayang-bayang orang lain. Berdiri dikaki orang lain, dan di kendalikan  oleh orang lain.

saya selalu mengerti bahwa yang terjadi di hidup saya membuat saya harus berhati hati dengan orang lain, dan tidak menganggap semua orang sama. Tidak menganggap semua orang baik.

Apa karena saya terlalu innocent maka semua orang bisa mengendalikan saya seenak jidat mereka?
semua pengalaman membuat saya belajar lebih keras memahami seseorang, menilai seseorang tidak hanya dari kulit luar. Dan saya harus lebih berhati hati berhadapan dengan orang yang bahkan saya tidak tahu bagaimana sifatnya seutuhnya.

tapi sekarang saya tidak ingin lagi jatuh kelubang yang sama berulang kali. sepertinya sudah cukup untuk waktu yang terbuang menghadapi orang-orang yang katanya baik tp tidak bisa mempertanggung jawabkan kebaikannya.
saya sudah terlalu lelah untuk diperalat oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab.

Saya pernah menjadi orang yang palsu. Menjadi orang yang bahkan saya tidak kenal dengan diri saya sendiri, saya berkorban untuk hanya sekedar melihat orang yang saya sayangi bahagia dan bertahan disamping saya. Hanya untuk itu saya rela menjadi orang lain. Tapi apa? Ketika saya sudah berusaha semampu saya untuk membuat dia bahagia dan membuat dia berfikir hanya saya wanita yang bisa seutuhnya menerima kekurangannya, lalu dia pergi. Memanjangkan kakinya untuk seseorang yang katanya lebih sempurna dan mungkin lebih palsu dari saya.
Saya selalu percaya apa yang dia katakan, saya selalu percaya dia orang yang baik, dan saya akan selalu bersamanya sampai kapanpun, dan tidak pernah terbersit sedikitpun untuk pergi darinya.
Saya percaya dia orang yang baik dari setiap caranya menatap mata saya. Selalu meyakini saya bahwa tidak akan menyakiti saya. merancang janji janji masa depan bersamanya, yang membuat saya selalu berdoa di sepanjang malam saya "Tuhan, jangan biarkan orang baik yang sedang saya jatuhi hatinya pergi begitu saja, saya tidak aka bisa kuat untuk melihatnya pergi"

and well, semuanya PALSU!
dia yang membuat saya berfikir bahwa tidak ada orang baik yang benar benar baik. Dia yang membuat saya tidak percaya dengan kebaikan tulus yang orang-orang beri.
semakin kesini semakin sulit membuat keyakinan bahwa orang yang disamping saya sekarang ataupun nanti adalah orang yang benar-benar baik. Karena saya tidak ingin kecewa untuk yang kesekian kalinya.

Terimakasih, saya tidak akan jatuh ke kesalahan yang sama selama 19tahun saya hidup.

Biar Tuhan yang atur orang baik mana yang mau melengkapi semua kekurangan yang saya miliki. Manusia bisa apa selain menitip doa?:)



Selasa, 10 Februari 2015

nevermind, even it's hurt.

Saya mencoba untuk lari, lari dari angan yang membuat saya bertekuk lutut pada seseorang.
Saya membuat pengharapan omong kosong yang setianya membuat saya lebih dari sekedar hancur.
Saya tidak tahu untuk apa pastinya semua yang saya lakukan. Semua perasaan yang saya perjuangkan.
Sia-sia.
Semua hanya siasia. yang saya lakukan tak pernah berarti apapun.
Saya selalu mencoba untuk menyerah, mencoba untuk acuh, mencoba untuk berhenti saat keyakinan mulai memudar.
Tapi semua tidak pernah berjalan dengan seharusnya.
Terkadang saya heran hati saya terbuat dari apa ya? Otak saya terbuat dari apa? Tidak satu kali ini saja semua terjadi, berulang kali dan saya masih bertahan.

Saya tidak ingin menjadi orang tolol yang selalu menyisakan tangis untuk seseorang yang bahkan tidak pernah bisa disentuh.. tidak ada wanita yang tahan dengan keadaan seperti itu. Tapi saya? Saya bahkan sanggup untuk menunggu lebih lama lagi, agar apa? Agar yang saya ingin kan nantinya saya miliki.

Pengabaian itu sakit. Sangat amat sakit, ketika yang kalian harap menjadi pemandu hidup mengecewakan tanpa sempat memberi kepastian.

Well, semua pasti punya kisah yang setianya mengajarkan kita banyak hal.. tapi apa kalian sanggup bertahan pada kisah sedih yang seharusnya sudah berhenti jauh jauh hari?

Saya tidak pernah mencoba untuk jadi orang lain agar 'ia' yang saya cintai mau bertahan lebih lama di samping saya.
Saya tidak pernah mencoba untuk menuntut perasaan yang sama kepada seseorang yang saya yakini saya bahagia hidup bersamanya.

Tidak ada yang dirugikan atas semua yang terjadi. Saya yang membuat benih kesalahan yang tumbuh menjadi tumbuhan berduri.
Saya yang memulai, dan saya yang harus menghadapi.

Ada satu masa di mana saya menyerah atas semua perasaan dan penantian selama ini, tapi ketika saya sudh mulai menyerah, saya kembali teringat tentang semuanya, saya kembali melihat dia jalan berhadapan dengan saya, apakah mungkin kau sanggup berhenti ketika semua minta untuk berjalan?

Berhadapan dengannya nerka bagi saya. Semakin sulit untuk konsisten dengan kata menyerah.
Mata kamu terlalu tajam sayang, sampai saya silau melihatnya.

Lantas apalagi yang harus saya lakukan untuk membuat kamu percaya, hati saya nyata. Hidup saya nyata,
Lantas, berapa lama lagi saya harus bertahan?
Lantas kapan hati kamu berhenti disini. Bersama saya?

Saya selalu percaya bahwa sesuatu yang diperjuangkan akan indah pada waktubya, walaupun bukan dengan kamu.

Semoga nantinya kamu percaya, yang saya lakukan selama ini tidak pernah tidak saya fikirkan

Dimanapun kamu berada, saya tidak pernah menanti kepastian jawaban. Saya harap kamu tahu saya selalu berusaha bertahan di saat hati dan fisik saya sudah terlalu lelah
Boy, can't you see?

Semoga pada akhirnya hati yang baik akan bertemu dengan hati yang baik.

Dan pada akhirnya saya menemukan seseorang yang mungkin bukan kamu

Dan pada akhirnya kamu akan menemukan seseorang yang mungkin bukan saya..

Terimakasih untuk kesempatan bisa mencintai kamu sampai sejauh ini.
Semoga Tuhan selalu melindungi kamu dimanapun kamu berada,
Dan saya? Saya selalu mencoba untuk tidak apa-apa.

Bahagia ya, saya sayang kamu..
Selalu.